1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pada masa
sekarang persaingan bisnis tak bisa dihindari, maka dibutuhkanlah perencanaan
dalam mengelolanya. Berdasarkan pendapat (Freddy,
2005)
“Perencanaan kapasitas produksi yang baik harus sesuai dengan besarnya
kebutuhan permintaan. Kondisi pada waktu yang akan
datang tidaklah dapat diperkirakan secara
pasti sehingga orang bisnis
mau tidak mau bekerja
dengan berorientasi pada kondisi
pada waktu yang akan datang
yang tidak pasti. Usaha untuk meminimalkan ketidakpastian itu
lazim dilakukan dengan metode atau
teknik peramalan tertentu”.
Perencanaan
yang baik harus dibuat dengan baik dan benar agar mendapatkan hasil dari
proyeksi yang kita bayangkan dan sesuai tujuan yang kita harapkan dengan
menggunakan berbagai teknik peramalan serta menggunakan berbagai kemajuan
teknologi. Para wirausahawan dan perusahaan dalam membuat perencanaan bisnis
dapat memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang cepat dan pesat khususnya teknologi pengolahan
data untuk dapat mempersiapkan sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan dan
berkualitas untuk dapat mengikuti kemajuan dengan menggunakan tenkik peramalan
yang ada.
Teknik
peramalan berdasarkan pendapat (Barry Render, 2001) “Peramalan
(forecasting) adalah seni dan ilmu memprediksi peristiwa-peristiwa masa depan dengan
pengambilan data historis
dan memproyeksikannya ke
masa depan dengan menggunakan beebrapa bentuk model matematis.”
Namun pengolahan data yang baik tidak menjamin
sebuah perusahaan dapat menuju kesuksesan sebagai mana yang diharapkan oleh tiap
prusahaan, sehingga untuk mencapai kesuksesan sebuah bisnis, diperlukan adanya
perancangan yang matang, serta adanya teknik khusus dalam melihat tingkat
bisnis dimasa akan datang. Oleh sebab itu dapat kita lihat bahwa, dalam
mengelolah sebuah bisnis diperlukan peramalan melalui data-data yang ada.
Data yang diperlukan merupakan data
perusahaan yang sudah ada sebelumnya, untuk memproyeksikan pendapatan yang akan
diperoleh pada tahun atau periode berikutnya. Data tersebut dapat berupa data
penjualan perusahaan, dengan menggunakan teknik proyeksi bisnis yang baik dapat
diketahui atau diramalkan bagaimana tingkat pendapatan perusahaan untuk
kedepannya. Berdasarkan uraian diatas maka kami tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang metodologi dekomposisi dalam meramalkan tingkat penjualan
Mobil Mitsubishi pada PT Berlian
Maju Motor Palembang .
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana proyeksi penjualan mobil
mitsubishi pada PT Berlian Maju Motor Palembang menggunakan metodologi dekomposisi ?
2. Bagaimana proyeksi penjualan mobil
mitsubishi pada PT Berlian Maju Motor
Palembang menggunakan metodologi analisis runtut waktu ?
3. Bagaimana perbandingan dalam
memproyeksikan penjualan mobil mitsubishi pada PT Berlian Maju Motor Palembang menggunakan metodologi
dekomposisi dan analisis runtut waktu ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Peneliti
ingin mengetahui bagaimana proyeksi penjualan menggunakan metodologi dekomposisi dan analisis runtut waktu pada penjualan
mobil mitsubishi pada PT Berlian Maju Motor Palembang
2. Peneliti
ingin mengetahui bagaimana perbandingan proyeksi penjualan menggunakan metodologi dekomposisi dan
analisis runtut waktu pada penjualan mobil mitsubishi pada PT Berlian Maju Motor Palembang
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai masukan kepada pimpinan PT Berlian Maju Motor Palembang untuk dijadikan bahan pertimbangan
dalam membuat kebijaksanaan atau keputusan yang berkaitan dengan masalah
penjualan.
2. Peneliti dapat menambah pengetahuan
dan wawasan peneliti di bidang Teknik Proyeksi Bisnis , khususnya dalam bidang
Proyeksi atau peramalan penjualan.
3. Sebagai referensi atau sumber data
sekunder bagi peneliti lain yang relevan dengan penelitian ini.
2. Kajian Teori
2.1 Metodologi Dekomposisi
Menurut
(Pangestu Subagyo, 2002) “Metoda Dekomposisi dibagi kedalam dua bentuk metoda yaitu metoda Trend
Linier Least Squares dan Trend Eksponensial. Penggunaan metoda-metoda itu tentu
saja disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat data yang dimiliki.”
Menurut
(E Mcgee, 1992) “Prinsip dasar dari metode dekomposisi deret
waktu adalah mendekomposisi (memecah) data deret waktu menjadi beberapa pola
dan mengidentifikasi masing-masing komponen dari deret waktu tersebut secara
terpisah. Pemisahan ini dilakukan untuk membantu meningkatkan ketepatan
peramalan dan membantu pemahaman atas perilaku deret data secara lebih baik .”
Menurut
(Vincent, 1991) “Metode dekomposisi merupakan salah satu model peramalan yang telah
lama dipergunakan diantara metode-metode lainnya.” Model ini diperkenalkan oleh para ahli ekonomi
pada permulaan abad ke-20 dalam mencoba mengendalikan siklus usaha. Dasar dari
metode dekomposisi yang sekarang diperkenalkan pada tahun 1920 ketika konsep
rasio terhadap trend diperkenalkan. Sejak saat itu metode dekomposisi telah
dipergunakan secara luas dalam bidang ekonomi dan bisnis. Metode dekomposisi
mendasarkan asumsi bahwa data yang ada merupakan gabungan komponen pola dan
error.
2.2 Metodologi Analisis Runtut Waktu
Menurut (McGee, 1999) “analisis runtun waktu merupakan salah satu prosedur statistika yang
diterapkan untuk meramalkan struktur probabilitas keadaan yang akan datang
dalam rangka pengambilan keputusan. Dasar pemikiran runtun waktu adalah
pengamatan sekarang (Zt) dipengaruhi oleh satu atau beberapa pengamatan
sebelumnya (Zt-k). Dengan kata lain, model runtun waktu dibuat karena secara
statistik ada korelasi antar deret pengamatan. Tujuan analisis runtun waktu
antara lain memahami dan menjelaskan mekanisme tertentu, meramalkan suatu nilai
di masa depan, dan mengoptimalkan sistem kendali .”
3.Data Penjualan Mitsubishi PT Berlian Maju Motor Palembang
Data
Penjualan Per Kuartal Penjualan Mobil Mitsubishi
Pada
PT Berlian Maju MotorPalembang
4. Kesimpulan Dan Hasil
4.1 Analisis Dekomposisi
4.2 AnalisisRuntut Waktu
5. Perbandingan Teknik Dekomposisi dan Runtut Waktu
Berdasarkan penelitian kelompok kami perbandingan
antara metodologi teknik proyeksi dekomposisi dan teknik proyeksi analisis
runtun waktu memiliki kelebihan tersendiri, dimana untuk analisis runtun waktu
memiliki kelebihan yaitu lebih mudah dan lebih sedikit proses perhitungannya
sedangkan metodologi dekomposisi memiliki kelebihan yaitu perhitungan yang
rinci dalam proses peramalan dan perhitungannya. Jadi setiap metodologi cukup
baik dalam memproyeksikan peramalan penjualan yang akan terjadi untuk periode
selanjutnya, hanya tinggal bagaimana perusahaan dapat dengan teliti dalam
proses perhitungannya karena sedikit kesalahan dapat menghasilkan proyeksi yang
berbeda.
Akan tetapi berdasarkan penelitian yang kami lakukan, metodologi dekomposisi untuk perusahaan
Mitsubishi di Palembang lebih baik karena perusahaan tersebut memiliki sistem
keuangan yang baik dalam pengelolaan keuangannya. Jadi walaupun metodologi
dekomposisi lebih sulit dan rumit, namun memberikan hasil yang rinci untuk
perusahaan besar seperti Mitsubishi. Sedangkan metodologi analisis runtun waktu
memiliki proses perhitungan yang lebih
cepat dan simpel dan tidak memakan waktu yang lama. Mungkin teknik proyeksi ini
tebih cocok untuk jenis usaha menengah kebawah yang memiliki sistem keuangan
yang tidak begitu rumit dan banyak. Sedangkan untuk metodologi dekomposisi
lebih cocok digunakan untuk perusahaan besar yang memiliki sistem keuangan yang
lebih besar dan SDM yang lebih mengerti dan paham dalam proyeksi penjualan.
Alasan mengapa metodologi ini lebih baik karena metodologi
dekomposisi selain hasil yang diberikan lebih rinci, metodologi ini juga
memberikan informasi proyeksi yang lebih akurat.
6. Rekomendasi dan Saran
Berdasarkan uraian penelitian yang kelompok kami
lakukan rekomendasi yang dapat kami berikan yaitu lebih baik untuk perusahaan
besar seperti Mitsubishi pada PT
Berlian Maju Motor Palembang sebaiknya menggunakan metodologi
dekomposisi yang memang cocok untuk perusahaan besar dan dapat menampilkan
hasil proyeksi yang rinci dan akurat tentu dengan tangan – tangan ahli SDM yang
ada di perusahaan tersebut yang dapat mengolah data penjualan untuk melihat
proyeksi penjualan kedepannya.
Untuk metodologi runtun
waktu kurang cocok bagi perusahaan ini karena terlalu simpel dan data yang
disediakan tidak begitu rinci dalam sistem perhitungannya. Karena kami
berpandangan bahwa penggunaan metodologi proyeksi dapat disesuaikan dengan
usaha yang dijalankan individu maupun perusahaan karena memiliki perbedaan
dalam sistem keuangan pada perusahaan besar dan UKM, perusahaan besar dapat
menggunakan metodologi dekomposisi yang lebih rinci sedangkan untuk UKM dapat
menggunakan teknik proyeksi yang lebih simpel dengan metodologi runtun waktu.
Saran yang dapat kami berikan untuk Perusahaan
Mitsubishi pada PT Berlian Maju Motor Palembang yaitu lebih meningkatkan SDM yang ahli dalam
memproyeksikan penjualan perusahaan, karena sebaik apapun teknik proyeksi jika
tidak dilakukan oleh orang yang tepat pada tempatnya maka sistem yang ada tidak dapat berjalan
dengan baik.