Friday, November 13, 2015

PERILAKU KEORGANISASIAN - KEPEMIMPINAN



A.    Pengertian Kepemimpinan

Dalam kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi.  Para pemimpin juga memainkan peranan kritis dalam membantu kelompok, organisasi, atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka. Bagaimanapun juga, kemampuan dan ketrampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah faktor penting efektifitas manajer.

Seperti manajemen, kepemimpinan (leadership) telah didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula. Menurut Stoner, kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruhpada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut.

Pertama, kepemimpinan menyangkut orang lain, bawahan atau pengikut. Kedua, kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok. Ketiga, selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau pengikut,pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh. Kepemimpinan adalah bagian penting manajemen, tetapi tidak sama dengan manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhiorang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran

Pengertian kepemimpinan menurut para ahli :
1. Charles W. Marrifield, kepemimpinan adalah menyangkut bagaimana memutilasi, memobilisasikan, mengarahkan dan mengoordinasikan motif-motif dan kesetiaan orang orang yang terlibat dalam usaha bersama secara sukarela. (leadership is somehow closely realeted to stimulating, mobilizing, directing and coordinating the motivies anda loyaltie to eyeged in voluntary enterprise).
2. M Stogdill dalam bukunya Miftah Thoha (2007:260) berpendapat bahwa dalam kepemimpinan terdapat unsur kekuasaan yang merupakan sarana pemimpin untuk mempengaruhi perilaku para pengikutnya.
3.    Robert Dubin dalam bukunya Miftah Thoha (2007:259) berpendapat bahwa kepemimpinan dapat diartikan sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuatan keputusan.
4.       Wirawan (2002:98) berpendapat bahwa kepemimpinan merupakan interaksi sosial antara pemimpin dan pengikut dalam interaksi sosial kedua belah pihak dapat saling memberikan kebebasan untuk menggunakan kekuasaannya untuk mencapai tujuan sistem sosial dan tujuan pribadi masing-masing.
5.       Menurut Northouse, P.G. (2003:3) kepemimpinan adalah suatu proses dimana individu mempengaruhi kelompok untuk mencapai tujuan umum.
6.       Dubrin, A.J. (2001:3) bahwa kepemimpinan itu adalah kemampuan untuk menanamkan keyakinan dan memperoleh dukungan dari anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
7.       George R. Terry, merumuskan kepemimpinan itu adalah kegiatan mempengaruhi orang untuk bekerja lebih sukarela, guna mencapai tujuan bersama. (leadership is the activity of influencing people to strive willingly for mutual objectives).
8.       Dr, Sarwono Prawiroharjo, merumuskan kepemimpinan adalah tingkah laku untuk mempengaruhi orang lain agar mereka memberikan kerjasama dalam mencapai suatu tujuan yang menurut pertimbangan mereka adalah perlu dan bermanfaat.
9.   Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi dan mengerakkan orang orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan kepercayaan, respek,dan kerja sama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field manual (22-100).

B.     Pendekatan - Pendekatan Studi Kepemimpinan

Penelitian -  penelitian dan teori kepemimpinan dapat diklasifikasikan sebagai pendekatan mengenai sifat, perilaku, dan situasional (contingency) dalam study tentang kepemimpinan. Pendekatan pertama memandang kepemimpinan itu tumbuh dari bakat. Pendekatan kedua pemimpin tumbuh dari perilaku. Kedua pendekatan diatas berasumsi bahwa seseorang yang memiliki bakat yang cocok atau memperlihatkan perilaku yang sesuai akan muncul sebagai pemimpin dalam situasi kelompok apapun yang ia masuki. Pendekatan ketiga bersandar pada situasi (situasionair perspective).


Kondisilah yang menentukan efektifitas pemimpin. Efektifitas pemimpin bervariasi menurut situasi tugas yang harus diselesaikan, keterampilan dan penghargaan bawahan, lingkungan organisasi dan pengalaman masa lalu. Dalam situasi yang berbeda prestasi seorang pemimpin berbeda pula. Mungkin bisa lebih baik atau lebih buruk. Pendekatan ini memunculkan pendekatan kontingensi yang menentukan efektifitas situasi gaya pemimpin.

C.     Pendekatan Sifat - Sifat Kepemimpinan

Para teoritisi kesifatan adalah kelompok pertama yang bermaksud menjelaskan tentang aspek kepemimpinan. Mereka percaya bahwa para pemimpin memiliki ciri – ciri atau sifat – sifat tertentu yang menyebabkan mereka dapat memimpin para pengikutnya. Daftar sifat – sifat ini dapat menjadi sangat panjang , tetapi cenderung mencakup energi, pandangan, pengetahuan, dan kecerdasan, imajinasi, kepercayaan diri, integritas , kepandaian berbicara, pengendalian dan keseimbangan mental maupun emosional, berbentuk phisik, pergaulan sosial dan persahabatan, dorongan, antusiasme, berani dan sebagainya.

D.    Perbedaan Kepemimpinan Dengan Manajer
Manager
Leadership
       Building and maintaining an organizational structure (membangun dan mengembangkan struktur organisasi)
Building and maintaining an organizational culture (membangun dan mengembangkan kultur organisasi)
       Path- following (merujuk pada alur kepengikutan)
Path- finding (merujuk pada alur penemuan)
    Doing thing right (mengerjakan sesuatu yang benar)
Doing the right thing (mengerjakan sesuatu dengan benar)
       The manager maintains, relies and control (mengedepankan pemeliharaan dan pengendalian)
The leader develops, inspires trust (mengembangkan dan menginspirasi kepercayaan)
      A preoccupation with the here-and-now of goal attainment (beranjak dengan “disini dan sekarang” dari pencapaian tujuan)
Focused on the creation of a vision about a desired future state (berfokus pada upaya mengkreasi tentang masa depan yang diinginkan)
     Managers maintain a low level of emotional involvement (memelihara level rendah keterlibatan emosional)
Leaders have empathy with other people and give attention to what event and action means (mempunyai empati terhadap orang lain dan memberi perhatian pada setiap peristiwa dan makna tindakan)
     Designing and carry out plant, getting things done, working effectively with people (mendesain dan membawa rencana, mendorong tindakan, dan bekerja efektif dengan orang)
Establishing a mission, giving a sense of direction (memantapkan misi dan membangkitkan rasa untuk mencapai arah tertentu)
      Being taught by the organization (mengembangkan pikiran dari organisasi)
Learning from the organization (belajar dari organisasi)
Sumber: Stoner, Freeman, Gilbert dalam Danim (2008: 4-5)

E.      Fungsi - Fungsi Kepemimpinan
Agar suatu kegiatan organisasi berjalan dengan efektif, seorang pemimpin harus melaksanakan dua fungsi utama yaitu :
1.  Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas (task-related) atau pemecahan masalah. Fungsi ini mencakup pemberian saran dalam penyelesaian masalah , informasi dan pendapat.
2.  Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok atau anggota (group-maintenance) maupun sosial. Fungsi ini mencakup semua yang dapat memperlancar kegiatan organisasi, persetujuan dengan organisasi lain, penengahan perbedaan pendapat, dll.

F.       Gaya - Gaya Kepemimpinan

Para peneliti telah mengidentifikasikan adanya dua gaya kepemimpinan yaitu :
1. Gaya dengan orientasi tugas (task-oriented). Dalam gaya ini pemimpin mengarahkan dan mengawasi bawahan secara tertutup agar menjamin tugas dilaksanakan sesuai dengan instruksi yang telah diberikan. Pemimpin dengan gaya ini lebih memperhatikan pelaksanaan pekerjaan daripada pengembangan dan pertumbuhan karyawannya.
2. Gaya dengan orientasi karyawan (employee-oriented). Dalam gaya ini , pemimpin lebih memotivasi karyawannya daripada mengawasinya. Pemimpin menyemangati karyawannya dalam melaksanakan tugas denga memberikan partisipasi dalam pembuatan keputusan, menciptakan suasana persahabatan serta hubungan-hubungan saling mempercayai dan menghormati antar anggota/karyawan.
G.     Teori X & Y dari McGregor

Strategi kepemimpinan efektif yang menggunakan manajemen partisipatif dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam buku klasiknya the Human Side of Enterprise. Buku ini memiliki dampak besar pada para pemimpin. Konsep McGregor yang paling terkenal adalah bahwa strategi kepemimpinan dipengaruhi anggapan-anggapan seorang pemimpin tentang sifat dasar manusia. Terdapat dua anggapan yang saling berlawanan yang dibuat oleh para manajer dalam industri, yaitu :

1.    Anggapan teori X
a.       Kebanyakan sifat yang paling melekat pada manusia adalah “MALAS” atau tidak menyukai suatu pekerjaan dan akan menghindarinya bila memungkinkan.
b.      Karakteristik “malas” memungkinkan manusia harus dipaksa, diawasi, diarahkan atau diancam dengan hukuman agar mereka menjalankan instruksi untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
c.       Kebanyakan manusia lebih senang diarahkan , ingin menghindari tanggung jawab, ambisinya yang relatif kecil dan menginginkan keamanan/jaminan hidup diatas segalanya.

2.    Anggapan Teori Y
a.       Penggunaan usaha fisik dan mental dalam bekerja adalah kodrat manusia seperti bermain dan istirahat.
b.      Pengawasan dan ancaman hukuman eksternal bukanlah satu-satunya cara untuk mengarahkan usaha pencapaian tujuan. Ia akan melakukan pengendalian dan pengarahan diri untuk mencapai tujuan.
c.       Keterikatan pada tujuan merupakan fungsi dari penghargaan yang berhubungan dengan prestasi mereka.
d.      Rata-rata manusia dalam kondisi yang layak, belajar tidak hanya untuk menerima tetapi mencari tanggung jawab.
e.       Ada kapasitas besar untuk melakukan imajinasi, kecerdikan dan kreatifitas dalam penyelesaian masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh karyawan.
f.       Potensi intelektual manusia hanya digunakan sebagian saja dalam kondisi kehidupan industri modern.

Seorang pemimpin yang menganut anggapan teori X akan cenderung menyukai gaya kepemimpinan otokratik, sebaliknya pemimpin yang mengikuti teori Y akan lebih menyukai gaya kepemimpinan partisipatif atau demokratik.

H.     Rangkaian Kesatuan Kepemimpinan Tannenbaum dan Schmidt
Sebelum pemimpin/manajer melakukan pilihan gaya kepemimpinan terlebih dahulu harus mempertimbangkan tiga kumpulan kekuatan yaitu :

1. Kekuatan-kekuatan yang terdapat dalam diri manajer yang meliputi :
a. Sistem nilai
b. Kepercayaan terhadap bawahan
c. Perasaan aman dan tidak aman
d. Kecenderungan kepemimpinan sendiri

2.  Kekuatan-kekuatan yang terdapat dalam diri bawahan mencakup :
a. Kebutuhan akan kebebasan
b. Efektifitas kelompok
c. Desakan waktu
d. Sifat masalah itu sendiri

3. Kekuatan situasi mencakup :
a. Bentuk organisasi
b. Efektifitas kelompok
c. Desakan waktu
d. Sifat dari suatu masalah


I.        Teori Siklus Hidup Kepemimpinan

Pendekatan kontigen ini dikemukakan oleh Paul Hersey dan Kenneth Blanchard. Mereka berpendapat bahwa pemimpin yang efektif bervariasi menurut kematangan bawahan. Kematangan disini diartikan sebagai keinginan akan pencapaian, kesediaan menerima tanggung jawab dan kemampuan serta pengalaman. Bukan menurut usia atau stabilitas emosi.



Paul Hersey dan Kenneth Blanchard berpendapat bahwa hubungan antara manajer dengan bawahan ada empat tahap, yaitu :
1. Tahap pertama ketika bawahan baru pertama kali masuk organisasi, orientasi tugas yang tinggi adalah sangat tepat dan perlu diperkenalkan aturan dan prosedur organisasi.
2. Tahap kedua masih berorientasi pada tugas tetapi kepercayaan pada bawahan mulai ditingkatkan dan menuju kepada manajemen yang berorientasi pada karyawan.
3. Tahap ketiga kemampuan dan motivasi prestasi sudah mulai kelihatan dan manajer memberikan tanggung jawab yang lebih besar sehingga tidak lagi memerlukn hubungan direktif dengan manajer mereka.



Daftar Pustaka
Handoko, T.Hani ; 2009.  Manajemen, BPFE,  Yogyakarta.