Thursday, February 12, 2015

Pengangguran


A.  Pengertian Pengangguran

Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. 

Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.


B.  Cara Menghitung Pengangguran

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. 

Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

Tingkat Pengangguran = Jumlah Angka Pengangguran / Jumlah Angkatan Kerja x 100%

Jumlah pengangguran biasanya seiring dengan pertambahan jumlah penduduk serta tidak didukung oleh tersedianya lapangan kerja baru atau keengganan untuk menciptakan lapangan kerja (minimal) untuk dirinya sendiri atau memang tidak memungkinkan untuk mendapatkan lapangan kerja atau tidak memungkinkan untuk menciptakan lapangan kerja. Sebenarnya, kalau seseorang menciptakan lapangan kerja, menciptakan lapangan kerja (minimal) untuk diri sendiri akan berdampak positif untuk orang lain juga, misalnya dari sebagian hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk membantu orang lain walau sedikit saja.


C.  Macam - Macam Pengangguran

Berdasarkan jam kerja :

v  Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.

v  Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu. Pengangguran dimana pekerja yang hanya bekerja dibawah jam normal (sekitar 7-8 jam per hari)

v  Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.


Berdasarkan penyebab terjadinya :

v  Pengangguran friksional (frictional unemployment). Pengangguran friksional adalah pengangguran karena pekerja menunggu pekerjaan yang lebih baik.

v  Pengangguran Struktural (Structural unemployment). Pengangguran yang disebabkan oleh penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja.

v  Pengangguran Teknologi (Technology unemployment). Pengangguran yang disebabkan perkembangan/pergantian teknologi. Perubahan ini dapat menyebabkan pekerja harus diganti untuk bisa menggunakan teknologi yang diterapkan.

v  Pengangguran Siknikal. Pengangguran yang disebabkan kemunduran ekonomi yang menyebabkan perusahaan tidak mampu menampung semua pekerja yang ada. Contoh penyebabnya, karena adanya perusahaan lain sejenis yang beroperasi atau daya beli produk oleh masyarakat menurun.

v  Pengangguran Musiman. Pengangguran akibat siklus ekonomi yang berfluktuasi karena pergantian musim. Umumnya pada bidang pertanian , perikanan. Contoh lainnya, para petani.

v  Pengangguran Keahlian / Pengangguran Tidak Kentara. Pengangguran Keahlian adalah disebabkan karena tidak adanya lapangan kerja yang sesuai dengan bidang keahlian. Pengangguran tidak kentara adalah punya aktifitas berdasarkan keahliannya tetapi tidak menerima uang. Contoh untuk point ini adalah anak sekolah (siswa) atau mahasiswa. Mereka adalah ahli pencari ilmu, tetapi mereka tidak menghasilkan uang dan justru harus mengeluarkan uang atau biaya, misalnya harus membeli paket buku LKS atau membayar biaya kursus yang diselenggarakan oleh sekolahnya sendiri. Contoh lainnya adalah (misalnya) seorang pelatih pencak silat yang tidak meminta gaji dari organisasinya. Pengangguran tidak kentara ini, juga bisa disebut sebagai Pengangguran Terselubung.

v  Pengangguran Total adalah benar-benar tidak mendapat pekerjaan, karena tidak adanya lapangan kerja atau tidak adanya peluang untuk menciptakan lapangan kerja.

v  Pengangguran Unik. Pengangguran jenis ini adalah pekerja yang menerima gaji secara rutin tanpa pemotongan, tetapi ditempat kerjanya hanya sering diisi dengan bercerita sesama pekerja karena minimnya pekerjaan yang harus dikerjakan. Hal ini disebabkan karena tempat kerjanya kelebihan tenaga. Perkecualian, semisal pegawai atau petugas Pemadam Kebakaran atau Penanggulangan Bencana Alam. Pegawai atau petugas semisal ini tenaganya harus disimpan dan dipersiapkan secara khusus jika ada pelatihan atau simulasi atau harus diterjunkan pada situasi sebenarnya.

D.  Kebijakan - Kebijakan Dalam Mengatasi Pengangguran

Adanya bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut:

Cara mengatasi pengangguran struktural. Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah:

·         Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.
·      Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.
·      Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
·         Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.

Cara mengatasi pengangguran friksional. Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut:

·    Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya.
·    Deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru.
·         Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industry.
·      Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor formal lainnya.
·    Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.

Cara mengatasi pengangguran musiman. Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara sebagai berikut:

·         Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain.
·   Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.

Cara mengatasi pengangguran siklis. Untuk mengatasi pengangguran jenis ini antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut:

·         Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa.
·         Meningkatkan daya beli masyarakat. 


E.   Tingkat Pengangguran di Indonesia

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka pengangguran per Februari 2014. Tingkat pengangguran terbuka tercatat sebesar 5,7% atau 7,15 juta jiwa. Angka tersebut turun dibandingkan Februari 2013 yang sebesar 5,82% (7,2 juta jiwa) maupun Agustus 2013 yang 6,17% (7,41 juta jiwa). Kepala BPS Suryamin mengatakan, dalam setahun terakhir jumlah pengangguran bisa diturunkan sebanyak 50 ribu orang. 

Namun jika dibandingkan dengan Agustus 2013, jumlah pengangguran turun 260 ribu orang.  Pada februari 2014, BPS mencatat ada 181 juta penduduk Indonesia yang berusia kerja. Dari angka tersebut, 125 juta merupakan angkatan kerja dan sisanya non angkatan kerja seperti pelajar, mahasiswa, dan sebagainya yang tidak aktif mencari kerja.

Pada Februari 2014, ada perubahan data penghitungan oleh BPS. Acuan BPS berubah dari data yang sebelumnya estimasi menjadi proyeksi. Terutama dari jumlah penduduk Indonesia dihitung sebelumnya 238 juta menjadi 251 juta.



Jumlah Angkatan Kerja, Penduduk Bekerja, Pengangguran, TPAK dan TPT, 1999–2013








Tahun
Angkatan Kerja
Bekerja
Pengangguran
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja - TPAK
Tingkat Pengangguran Terbuka - TPT

(Juta Orang)
(Juta Orang)
(Juta Orang)
(%)
(%)

1999

94,85
88,82
6,03
67,22
6,36

2000

95,65
89,84
5,81
67,76
6,08

2001

98,81
90,81
8,01
68,60
8,10

2002

100,78
91,65
9,13
67,76
9,06

2003

102,75
92,81
9,94
67,86
9,67

2004

103,97
93,72
10,25
67,54
9,86

2005
Februari
105,80
94,95
10,85
68,02
10,26


November
105,86
93,96
11,90
66,79
11,24

2006
Februari
106,28
95,18
11,10
66,74
10,45


Agustus
106,39
95,46
10,93
66,16
10,28

2007
Februari
108,13
97,58
10,55
66,60
9,75


Agustus
109,94
99,93
10,01
66,99
9,11

2008
Februari
111,48
102,05
9,43
67,33
8,46


Agustus
111,95
102,55
9,39
67,18
8,39

2009
Februari
113,74
104,49
9,26
67,60
8,14


Agustus
113,83
104,87
8,96
67,23
7,87

2010
Februari
116,00
107,41
8,59
67,83
7,41


Agustus
116,53
108,21
8,32
67,72
7,14

2011
Februari
119,40
111,28
8,12
69,96
6,80


Agustus
117,37
109,67
7,70
68,34
6,56

2012
Februari
120,41
112,80
7,61
69,66
6,32


Agustus
118,05
110,81
7,24
67,88
6,14

2013
Februari
121,19
114,02
7,17
69,21
5,92


Agustus
118,19
110,80
7,39
66,90
6,25

1999-2004
max
103,97
93,72
10,25
68,60
9,86


min
94,85
88,82
5,81
67,22
6,08

2004-2013
max
121,19
114,02
11,90
69,96
11,24


min
103,97
93,72
7,17
66,16
5,92


















Sumber :