A.
Pengertian Kepemimpinan
Dalam kenyataannya para pemimpin
dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja
dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi.
Para pemimpin juga memainkan peranan kritis dalam membantu kelompok,
organisasi, atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka. Bagaimanapun juga, kemampuan
dan ketrampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah faktor penting efektifitas
manajer.
Seperti manajemen, kepemimpinan
(leadership) telah didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda oleh
berbagai orang yang berbeda pula. Menurut Stoner, kepemimpinan manajerial dapat
didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruhpada
kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Ada
tiga implikasi penting dari definisi tersebut.
Pertama, kepemimpinan menyangkut
orang lain, bawahan atau pengikut. Kedua, kepemimpinan menyangkut suatu
pembagian kekuasaan yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota
kelompok. Ketiga, selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau
pengikut,pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh. Kepemimpinan adalah bagian
penting manajemen, tetapi tidak sama dengan manajemen. Kepemimpinan merupakan
kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhiorang-orang lain agar
bekerja mencapai tujuan dan sasaran
Pengertian kepemimpinan menurut para ahli :
1. Charles W. Marrifield,
kepemimpinan adalah menyangkut bagaimana memutilasi, memobilisasikan,
mengarahkan dan mengoordinasikan motif-motif dan kesetiaan orang orang yang
terlibat dalam usaha bersama secara sukarela. (leadership is somehow closely
realeted to stimulating, mobilizing, directing and coordinating the motivies
anda loyaltie to eyeged in voluntary enterprise).
2. M Stogdill dalam bukunya Miftah Thoha
(2007:260) berpendapat bahwa dalam kepemimpinan terdapat unsur kekuasaan yang
merupakan sarana pemimpin untuk mempengaruhi perilaku para pengikutnya.
3. Robert Dubin dalam bukunya Miftah Thoha
(2007:259) berpendapat bahwa kepemimpinan dapat diartikan sebagai pelaksanaan
otoritas dan pembuatan keputusan.
4.
Wirawan (2002:98) berpendapat
bahwa kepemimpinan merupakan interaksi sosial antara pemimpin dan pengikut
dalam interaksi sosial kedua belah pihak dapat saling memberikan kebebasan untuk
menggunakan kekuasaannya untuk mencapai tujuan sistem sosial dan tujuan pribadi
masing-masing.
5.
Menurut Northouse, P.G. (2003:3)
kepemimpinan adalah suatu proses dimana individu mempengaruhi kelompok untuk
mencapai tujuan umum.
6.
Dubrin, A.J. (2001:3) bahwa
kepemimpinan itu adalah kemampuan untuk menanamkan keyakinan dan memperoleh
dukungan dari anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
7.
George R. Terry, merumuskan
kepemimpinan itu adalah kegiatan mempengaruhi orang untuk bekerja lebih
sukarela, guna mencapai tujuan bersama. (leadership is the activity of
influencing people to strive willingly for mutual objectives).
8.
Dr, Sarwono Prawiroharjo, merumuskan
kepemimpinan adalah tingkah laku untuk mempengaruhi orang lain agar mereka
memberikan kerjasama dalam mencapai suatu tujuan yang menurut pertimbangan
mereka adalah perlu dan bermanfaat.
9. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi dan
mengerakkan orang orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan kepercayaan,
respek,dan kerja sama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field
manual (22-100).
( Dikutip dari : https://vianisilv.wordpress.com/2014/03/17/manajemen-sumber-daya-manusia-lanjutan-kepemimpinan/ )
B. Pendekatan - Pendekatan Studi
Kepemimpinan
Penelitian - penelitian dan teori kepemimpinan dapat
diklasifikasikan sebagai pendekatan mengenai sifat, perilaku, dan situasional
(contingency) dalam study tentang kepemimpinan. Pendekatan pertama memandang
kepemimpinan itu tumbuh dari bakat. Pendekatan kedua pemimpin tumbuh dari
perilaku. Kedua pendekatan diatas berasumsi bahwa seseorang yang memiliki bakat
yang cocok atau memperlihatkan perilaku yang sesuai akan muncul sebagai
pemimpin dalam situasi kelompok apapun yang ia masuki. Pendekatan ketiga
bersandar pada situasi (situasionair perspective).
Kondisilah yang menentukan
efektifitas pemimpin. Efektifitas pemimpin bervariasi menurut situasi tugas
yang harus diselesaikan, keterampilan dan penghargaan bawahan, lingkungan
organisasi dan pengalaman masa lalu. Dalam situasi yang berbeda prestasi
seorang pemimpin berbeda pula. Mungkin bisa lebih baik atau lebih buruk.
Pendekatan ini memunculkan pendekatan kontingensi yang menentukan efektifitas
situasi gaya pemimpin.
C.
Pendekatan
Sifat - Sifat Kepemimpinan
Para teoritisi kesifatan adalah kelompok pertama yang bermaksud menjelaskan tentang aspek kepemimpinan. Mereka percaya bahwa para pemimpin memiliki ciri – ciri atau sifat – sifat tertentu yang menyebabkan mereka dapat memimpin para pengikutnya. Daftar sifat – sifat ini dapat menjadi sangat panjang , tetapi cenderung mencakup energi, pandangan, pengetahuan, dan kecerdasan, imajinasi, kepercayaan diri, integritas , kepandaian berbicara, pengendalian dan keseimbangan mental maupun emosional, berbentuk phisik, pergaulan sosial dan persahabatan, dorongan, antusiasme, berani dan sebagainya.
D.
Perbedaan Kepemimpinan Dengan Manajer
Manager
|
Leadership
|
Building and maintaining an
organizational structure (membangun dan mengembangkan struktur organisasi)
|
Building
and maintaining an organizational culture (membangun dan mengembangkan
kultur organisasi)
|
Path- following (merujuk
pada alur kepengikutan)
|
Path-
finding (merujuk pada alur penemuan)
|
Doing thing right
(mengerjakan sesuatu yang benar)
|
Doing the right
thing (mengerjakan sesuatu dengan benar)
|
The manager maintains, relies and
control (mengedepankan pemeliharaan dan pengendalian)
|
The leader
develops, inspires trust (mengembangkan dan menginspirasi kepercayaan)
|
A preoccupation with the here-and-now
of goal attainment (beranjak dengan “disini dan sekarang” dari
pencapaian tujuan)
|
Focused on
the creation of a vision about a desired future state (berfokus
pada upaya mengkreasi tentang masa depan yang diinginkan)
|
Managers maintain a low level of
emotional involvement (memelihara level rendah keterlibatan emosional)
|
Leaders
have empathy with other people and give attention to what event and action
means (mempunyai empati terhadap orang lain dan memberi
perhatian pada setiap peristiwa dan makna tindakan)
|
Designing and carry out plant,
getting things done, working effectively with people
(mendesain dan membawa rencana, mendorong tindakan, dan bekerja efektif
dengan orang)
|
Establishing
a mission, giving a sense of direction (memantapkan misi dan
membangkitkan rasa untuk mencapai arah tertentu)
|
Being taught by the organization
(mengembangkan pikiran dari organisasi)
|
Learning
from the organization (belajar dari organisasi)
|
Sumber: Stoner, Freeman, Gilbert
dalam Danim (2008: 4-5)
E.
Fungsi
- Fungsi Kepemimpinan
Agar
suatu kegiatan organisasi berjalan dengan efektif, seorang pemimpin harus
melaksanakan dua fungsi utama yaitu :
1. Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas
(task-related) atau pemecahan masalah. Fungsi ini mencakup pemberian saran
dalam penyelesaian masalah , informasi dan pendapat.
2. Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok atau
anggota (group-maintenance) maupun sosial. Fungsi ini mencakup semua yang dapat
memperlancar kegiatan organisasi, persetujuan dengan organisasi lain, penengahan
perbedaan pendapat, dll.
F.
Gaya - Gaya Kepemimpinan
Para peneliti telah mengidentifikasikan adanya dua gaya kepemimpinan yaitu :
1. Gaya dengan orientasi tugas
(task-oriented). Dalam gaya ini pemimpin mengarahkan dan mengawasi bawahan
secara tertutup agar menjamin tugas dilaksanakan sesuai dengan instruksi yang
telah diberikan. Pemimpin dengan gaya ini lebih memperhatikan pelaksanaan
pekerjaan daripada pengembangan dan pertumbuhan karyawannya.
2. Gaya dengan orientasi karyawan
(employee-oriented). Dalam gaya ini , pemimpin lebih memotivasi karyawannya
daripada mengawasinya. Pemimpin menyemangati karyawannya dalam melaksanakan
tugas denga memberikan partisipasi dalam pembuatan keputusan, menciptakan
suasana persahabatan serta hubungan-hubungan saling mempercayai dan menghormati
antar anggota/karyawan.
G.
Teori
X & Y dari McGregor
Strategi kepemimpinan efektif yang menggunakan manajemen partisipatif dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam buku klasiknya the Human Side of Enterprise. Buku ini memiliki dampak besar pada para pemimpin. Konsep McGregor yang paling terkenal adalah bahwa strategi kepemimpinan dipengaruhi anggapan-anggapan seorang pemimpin tentang sifat dasar manusia. Terdapat dua anggapan yang saling berlawanan yang dibuat oleh para manajer dalam industri, yaitu :
1. Anggapan teori X
a.
Kebanyakan
sifat yang paling melekat pada manusia adalah “MALAS” atau tidak menyukai suatu
pekerjaan dan akan menghindarinya bila memungkinkan.
b.
Karakteristik
“malas” memungkinkan manusia harus dipaksa, diawasi, diarahkan atau diancam
dengan hukuman agar mereka menjalankan instruksi untuk mencapai tujuan yang
sudah ditetapkan.
c.
Kebanyakan
manusia lebih senang diarahkan , ingin menghindari tanggung jawab, ambisinya
yang relatif kecil dan menginginkan keamanan/jaminan hidup diatas segalanya.
2. Anggapan Teori Y
a.
Penggunaan
usaha fisik dan mental dalam bekerja adalah kodrat manusia seperti bermain dan
istirahat.
b.
Pengawasan
dan ancaman hukuman eksternal bukanlah satu-satunya cara untuk mengarahkan
usaha pencapaian tujuan. Ia akan melakukan pengendalian dan pengarahan diri
untuk mencapai tujuan.
c.
Keterikatan
pada tujuan merupakan fungsi dari penghargaan yang berhubungan dengan prestasi
mereka.
d.
Rata-rata
manusia dalam kondisi yang layak, belajar tidak hanya untuk menerima tetapi
mencari tanggung jawab.
e.
Ada
kapasitas besar untuk melakukan imajinasi, kecerdikan dan kreatifitas dalam
penyelesaian masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh
karyawan.
f.
Potensi
intelektual manusia hanya digunakan sebagian saja dalam kondisi kehidupan
industri modern.
Seorang pemimpin yang menganut
anggapan teori X akan cenderung menyukai gaya kepemimpinan otokratik,
sebaliknya pemimpin yang mengikuti teori Y akan lebih menyukai gaya kepemimpinan
partisipatif atau demokratik.
H.
Rangkaian
Kesatuan Kepemimpinan Tannenbaum dan Schmidt
Sebelum pemimpin/manajer melakukan pilihan gaya
kepemimpinan terlebih dahulu harus mempertimbangkan tiga kumpulan kekuatan
yaitu :
1. Kekuatan-kekuatan yang terdapat dalam diri manajer yang meliputi :
a.
Sistem nilai
b.
Kepercayaan terhadap bawahan
c.
Perasaan aman dan tidak aman
d.
Kecenderungan kepemimpinan sendiri
2. Kekuatan-kekuatan yang terdapat dalam diri
bawahan mencakup :
a.
Kebutuhan akan kebebasan
b.
Efektifitas kelompok
c.
Desakan waktu
d.
Sifat masalah itu sendiri
3. Kekuatan situasi mencakup :
a.
Bentuk organisasi
b.
Efektifitas kelompok
c.
Desakan waktu
d.
Sifat dari suatu masalah
I.
Teori
Siklus Hidup Kepemimpinan
Pendekatan
kontigen ini dikemukakan oleh Paul Hersey dan Kenneth Blanchard. Mereka
berpendapat bahwa pemimpin yang efektif bervariasi menurut kematangan bawahan.
Kematangan disini diartikan sebagai keinginan akan pencapaian, kesediaan
menerima tanggung jawab dan kemampuan serta pengalaman. Bukan menurut usia atau
stabilitas emosi.
Paul
Hersey dan Kenneth Blanchard berpendapat bahwa hubungan antara manajer dengan bawahan
ada empat tahap, yaitu :
1. Tahap pertama ketika bawahan
baru pertama kali masuk organisasi, orientasi tugas yang tinggi adalah sangat
tepat dan perlu diperkenalkan aturan dan prosedur organisasi.
2. Tahap kedua masih berorientasi
pada tugas tetapi kepercayaan pada bawahan mulai ditingkatkan dan menuju kepada
manajemen yang berorientasi pada karyawan.
3. Tahap ketiga kemampuan dan
motivasi prestasi sudah mulai kelihatan dan manajer memberikan tanggung jawab
yang lebih besar sehingga tidak lagi memerlukn hubungan direktif dengan manajer
mereka.
Daftar
Pustaka
Handoko,
T.Hani ; 2009. Manajemen, BPFE, Yogyakarta.